BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi
baru lahir atau neonates adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir
biasanya dengan usia gestasi 38- 42 minggu(wong, 2003). Bayi baru lahir herus
memenuhi sejumlah tugas perkembangan
untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik secara terpisah
dari ibunya. Perubahan biologiss besar terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intra
uterin ke ekstrauturin . Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.
Sementara itu, pembentukan tulang secara tidak
langsung berati bahwa tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan
dari tulang rawan terjadi melalui dua cara, yaitu pusat osifikasi primer
danosifikasi sekunder. Pada osifikasi primer, osifikasi dari tulang terjadi
melalui osifikasi endokondral, sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi
dibawah perikondrium/perikondrial (osifikasi periustium atau periosteal).
Mesenkim pada daera perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran yang
membentuk periusteum, dimana esteoblas terbentuk didalamya.
Pada beberapa tahun
pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi yang
bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan apakah
tekanan di dalam normal. Femoral
anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai 40⁰. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal
rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih
eksternal rotasi. Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur
akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya
meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi
semakin terlihat. Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari
30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi
sebelum usia 8 tahun.
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara umum tentang perubahan struktur dan
fungsi muskuluskletal pada neunatal
2.
Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan
pada pasien gangguan muskuluskletal pada neunatal
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian
Neonatuas atau bayi lahir adalah mulai dari lahir sampai usia satu bulan
priodeneonatal atau neonates adalah bulan pertama selama priode neonatal bayi
mengalami pertumbuhan yang amat menakjubkan. (Hamilton, 1995)
Bayi baru lahir atau neonates adalah bayi
dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir biasanya dengan usia gestasi 38- 42
minggu(wong, 2003). Bayi baru lahir herus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan
mempertahankan ekstensi fisik secara
terpisah dari ibunya. Perubahan biologiss besar terjadi pada saat
bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstrauturin . Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan
perkembangan di kemudian hari.
2.2
Karakteristik Biologis
Pada kehamilan cukup bulan, berbagai system
fisiologis dan anatomis mencapai tingkat perkembangan dan fungsi yang
memungkinkan janin memiliki ekstensi terpisah dari ibunya. Saat di lahirkan
bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan intraksi social.
Priode neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai usia 28 hari
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru
lahir.
2.3
Pertumbuhan Embriologi Tulang
Pembentukan dan
perkembangan tulang merupakan suatu peroses morfologi yang unik serta
melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan (kartilabo) lempeng empikisis tidak
sama dengan tulang rawan hialin dan tulang rawan artikuler. Tulang rawan
lempeng epifisis mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona dan susunan
biokimia sehingga memberikan gambaran matrik yang unik.
Pada fase awal
perkembangan, tulang embrio (pada minggu ke3 dan ke4) dan tiga lapisan gerninal
yaitu etoderm, mesoderm serta endoderm terbentuk. Lapisan ini merupakan
jaringan multipotensial yang akan membentuk mesenkim dan kemudian
berdiferensiasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu kelima
perkembangan embrio terbentuk tonjolan anggota gerak (limb bud) yang di
dalamnya terdapat juga sel mesoderm akan berubah menjadi mesenkim yang
merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.
Perkembangan tulang
terjadi dua tahap. Tahap pertama terjadi pada minggu kelima, perkembangan
embrio. Pada tahap ini tulang rawan terbentuk dari prakartilago, dimana terdiri
atas tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang febrin, tulang
rawan elasts. Tahap kedua terjadi
setelah perkembangan embrio. Pada tahap
ini, tulang akan terbentuk melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak
langsung dua kali. Pembentukan tulang
secara langsung berati bahwa tulang terbentuk langsung dari lembaran-lembaran
membran tulang, misalnya pada tulang muka, pelfis, skatula, dan tengkorak. Pada
jenis ini dapat ditemukan satu atau lebih pusat-pusat penulangan membran.
Proses penulangan ini ditandai dengan terbentuknya osteoblas yang merupakan
rangka dari tradikula tulang dan penyebarannya secara radial.
Sementara itu,
pembentukan tulang secara tidak langsung berati bahwa tulang terbentuk dari
tulang rawan. Proses penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara,
yaitu pusat osifikasi primer danosifikasi sekunder. Pada osifikasi primer,
osifikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endokondral, sedangkan pada
osifikasi sekunder terjadi dibawah perikondrium/perikondrial (osifikasi
periustium atau periosteal). Mesenkim pada daera perifer berdiferensiasi dalam
bentuk lembaran yang membentuk periusteum, dimana esteoblas terbentuk
didalamya.
Proses osifikasi dapat
terjadi apabila sel-sel mesenki memasuki daerahosifikasi. Apabila sel mesenkim
masuk kedaerah yang mengandung pembuluh darah, maka akan membentuk osteoblas.
Sementara itu, apabila daerah tersebut tidak mengandung pembuluh darah, sel
mesenkim akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang
terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (karilag). Mula-mula darah
menembus perikondrium dibagian tengah tulang rawan, kemudian merangsang sel-sel
perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan memebentuk suatu
lapisan tulang kompakta, sedangkan perikondrium berubah enjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses
ini, pada bagian pada tulang rawan, di daerah diafisis yang disebut juga pusat
osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi
kenaikan Ph (menjadi basah ) akibatnya zat kapus (kalsium) disimpan. Dengan
demikian terganggulah semua sel-sel nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan
menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi
degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan denganterbentuknya pembuluh darah
kedaerah ini sehingga membentuk rongga sum-sum tulang. Pada tahap selanjutnya
pembuluh darah akan memasuki daerah epifisis sehingga terjadi pusat osifikasi
sekunder dan membentuk tulang spongiosa. Oleh karena itu, masih tersisa tulang
rawan di kedua ujung epifisis yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan
satu tulang rawan di antara epifisis dan diafisis yang di sebut dengan cakram
efifisis.
Selama pertumbuhan,
sel-sel tulang rawan pada cakram efifisis terus menerus. Efifisis terus
membelah kemudian hancur dan tulang rawan di ganti dengan tulang daerah
diafisis. Tulang akan tumbuh memanjang, tetapi tebal cakram efifisis tetap.
Pada pertumbuhan diameter (lebar) hilang, tulang di daerah rongga sum-sum di
hancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sum-sum membesar dan pada saat yang
bersamaan oesteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di
permukaan.
2.4
Perubahan Struktur dan
Fungsi Muskuluskletal pada Neunatal
Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak
dipisahkan satu dengan lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung,
yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis. Di tempat-tempat pertemuan
lebih dari dua tulang, suturanya lebardan dikenal sebagai
ubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun
besar(fontanella anterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang
parietal dan dua tulang frontalis. Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang
tengkorak saling bertumpah tindih(suatu proses yang disebut molase) selama
proses persalinan.segera setelah lahir, tulang-tulang membranosa bergerak
kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan bulat.
Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil.
Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup
lama setelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah
lahir dan terutama disebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak
berusia 5-7tahun hampir sudah memiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa
sutura masih tetap terbuka hingga usia dewasa. Pada beberapa tahun pertama
setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi yang bermanfaat
mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan apakah tekanan di
dalam normal.
Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut
sekitar 30⁰
sampai 40⁰.
Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat
pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur
akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya
meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi
semakin terlihat.
Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari
30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi
sebelum usia 8 tahun.
Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal
masih menjadi bagian tak terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur
dan cedera yang terjadi pada anak akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan
rangka yang unik yang belum sempurna. Perawatan fraktur pada anak berbeda
daripada orang dewasa karena growth plate yang aktif di tulang mereka. Kerusakan pada growth
plate dapat menimbulkan masalah signifikan dengan pertumbuhan tulang yang
terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan perawatan.
Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan
yang kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada beberapa
anak, yang jika dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang tak
diharapkan dan dapat terus menyebabkan nyeri kronis yang akut dan masalah
pernafasan. Perawatan skoliosis cukup rumit dan sering melibatkan gabungan
penjepitan dan pembedahan.
Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain
yang menjadi fokus ortopedi sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan dislokasi pinggulkongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan pinggul). Di samping itu, infeksi pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak juga umum. Di Amerika
Serikat, rumah sakit khusus
seperti Shriners
Hospitals for Children
telah menyediakan bagian substansial perawatan anak dengan cacat dan penyakit
muskuloskeletal.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan :
Neonatuas atau bayi lahir adalah mulai dari lahir sampai usia satu bulan
priodeneonatal atau neonates adalah bulan pertama selama priode neonatal bayi
mengalami pertumbuhan yang amat menakjubkan.
Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu
peroses morfologi yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan
(kartilabo) lempeng empikisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan tulang
rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai struktur pembuluh
darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan gambaran matrik yang
unik.
Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan
satu dengan lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura
yang juga berasal dari Krista neuralis.
3.2
Saran
1.
Perawat harus banyak membaca dan memperbanyak referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang prubahan struktur dan fungsi muskuluskletal pada
neunatal.
2.
Perawat harus mampu mengaplikasikan antara teori dan
praktek di lapangan saat berhadapan dengan pasien.
Daftar Pustaka
Helmi, Zairin
Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika
Irianto, Kus. (2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama
Widya
Keperawatan
anak, 2008 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Nettina,
Sandra, M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC