Selasa, 06 November 2012

MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonates adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir biasanya dengan usia gestasi 38- 42 minggu(wong, 2003). Bayi baru lahir herus memenuhi sejumlah tugas  perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik secara  terpisah  dari ibunya. Perubahan biologiss besar terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstrauturin . Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.
Sementara itu, pembentukan tulang secara tidak langsung berati bahwa tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara, yaitu pusat osifikasi primer danosifikasi sekunder. Pada osifikasi primer, osifikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endokondral, sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi dibawah perikondrium/perikondrial (osifikasi periustium atau periosteal). Mesenkim pada daera perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran yang membentuk periusteum, dimana esteoblas terbentuk didalamya.
Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan apakah tekanan di dalam normal. Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30 sampai 40. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi. Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.  Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30 sampai 40 pada saat lahir kemudian menjadi 10 sampai 15 pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.

1.2  Tujuan Penulisan

1.      Agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara umum tentang perubahan struktur dan fungsi muskuluskletal pada neunatal
2.      Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan muskuluskletal pada neunatal

























BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1              Pengertian

Neonatuas atau bayi lahir adalah mulai  dari lahir sampai usia satu bulan priodeneonatal atau neonates adalah bulan pertama selama priode neonatal bayi mengalami pertumbuhan yang amat menakjubkan. (Hamilton, 1995)

Bayi baru lahir atau neonates adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir biasanya dengan usia gestasi 38- 42 minggu(wong, 2003). Bayi baru lahir herus memenuhi sejumlah tugas  perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik secara  terpisah  dari ibunya. Perubahan biologiss besar terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstrauturin . Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.

2.2              Karakteristik Biologis

Pada kehamilan cukup bulan, berbagai system fisiologis dan anatomis mencapai tingkat perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki ekstensi terpisah dari ibunya. Saat di lahirkan bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan intraksi social. Priode neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai usia 28 hari merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir.



2.3              Pertumbuhan Embriologi Tulang
Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu peroses morfologi yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan (kartilabo) lempeng empikisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan tulang rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan gambaran matrik yang unik.
Pada fase awal perkembangan, tulang embrio (pada minggu ke3 dan ke4) dan tiga lapisan gerninal yaitu etoderm, mesoderm serta endoderm terbentuk. Lapisan ini merupakan jaringan multipotensial yang akan membentuk mesenkim dan kemudian berdiferensiasi membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio terbentuk tonjolan anggota gerak (limb bud) yang di dalamnya terdapat juga sel mesoderm akan berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.
Perkembangan tulang terjadi dua tahap. Tahap pertama terjadi pada minggu kelima, perkembangan embrio. Pada tahap ini tulang rawan terbentuk dari prakartilago, dimana terdiri atas tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang febrin, tulang rawan elasts.  Tahap kedua terjadi setelah perkembangan embrio.  Pada tahap ini, tulang akan terbentuk melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung dua kali.      Pembentukan tulang secara langsung berati bahwa tulang terbentuk langsung dari lembaran-lembaran membran tulang, misalnya pada tulang muka, pelfis, skatula, dan tengkorak. Pada jenis ini dapat ditemukan satu atau lebih pusat-pusat penulangan membran. Proses penulangan ini ditandai dengan terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka dari tradikula tulang dan penyebarannya secara radial.
Sementara itu, pembentukan tulang secara tidak langsung berati bahwa tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara, yaitu pusat osifikasi primer danosifikasi sekunder. Pada osifikasi primer, osifikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endokondral, sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi dibawah perikondrium/perikondrial (osifikasi periustium atau periosteal). Mesenkim pada daera perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran yang membentuk periusteum, dimana esteoblas terbentuk didalamya.
Proses osifikasi dapat terjadi apabila sel-sel mesenki memasuki daerahosifikasi. Apabila sel mesenkim masuk kedaerah yang mengandung pembuluh darah, maka akan membentuk osteoblas. Sementara itu, apabila daerah tersebut tidak mengandung pembuluh darah, sel mesenkim akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (karilag). Mula-mula darah menembus perikondrium dibagian tengah tulang rawan, kemudian merangsang sel-sel perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan memebentuk suatu lapisan tulang kompakta, sedangkan perikondrium berubah enjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini, pada bagian pada tulang rawan, di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan Ph (menjadi basah ) akibatnya zat kapus (kalsium) disimpan. Dengan demikian terganggulah semua sel-sel nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan denganterbentuknya pembuluh darah kedaerah ini sehingga membentuk rongga sum-sum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifisis sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder dan membentuk tulang spongiosa. Oleh karena itu, masih tersisa tulang rawan di kedua ujung epifisis yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifisis dan diafisis yang di sebut dengan cakram efifisis.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram efifisis terus menerus. Efifisis terus membelah kemudian hancur dan tulang rawan di ganti dengan tulang daerah diafisis. Tulang akan tumbuh memanjang, tetapi tebal cakram efifisis tetap. Pada pertumbuhan diameter (lebar) hilang, tulang di daerah rongga sum-sum di hancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sum-sum membesar dan pada saat yang bersamaan oesteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di permukaan.

2.4              Perubahan Struktur dan Fungsi Muskuluskletal pada Neunatal
Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis. Di tempat-tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebardan dikenal sebagai ubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun besar(fontanella anterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang frontalis. Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpah tindih(suatu proses yang disebut molase) selama proses persalinan.segera setelah lahir, tulang-tulang membranosa bergerak kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan bulat. Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil. Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup lama setelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir dan terutama disebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia 5-7tahun hampir sudah memiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih tetap terbuka hingga usia dewasa. Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan apakah tekanan di dalam normal.
       Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30 sampai 40. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
       Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.
       Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30 sampai 40 pada saat lahir kemudian menjadi 10 sampai 15 pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.
Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi bagian tak terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera yang terjadi pada anak akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka yang unik yang belum sempurna. Perawatan fraktur pada anak berbeda daripada orang dewasa karena growth plate yang aktif di tulang mereka. Kerusakan pada growth plate dapat menimbulkan masalah signifikan dengan pertumbuhan tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan perawatan.
Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan yang kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada beberapa anak, yang jika dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang tak diharapkan dan dapat terus menyebabkan nyeri kronis yang akut dan masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup rumit dan sering melibatkan gabungan penjepitan dan pembedahan.
Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi fokus ortopedi sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan dislokasi pinggulkongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan pinggul). Di samping itu, infeksi pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak juga umum. Di Amerika Serikat, rumah sakit khusus seperti Shriners Hospitals for Children telah menyediakan bagian substansial perawatan anak dengan cacat dan penyakit muskuloskeletal.




BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan :

Neonatuas atau bayi lahir adalah mulai  dari lahir sampai usia satu bulan priodeneonatal atau neonates adalah bulan pertama selama priode neonatal bayi mengalami pertumbuhan yang amat menakjubkan.
Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu peroses morfologi yang unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan (kartilabo) lempeng empikisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan tulang rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan gambaran matrik yang unik.
Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis.

3.2    Saran

1.    Perawat harus banyak membaca dan memperbanyak referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang prubahan struktur dan fungsi muskuluskletal pada neunatal.
2.    Perawat harus mampu mengaplikasikan antara teori dan praktek di lapangan saat berhadapan dengan pasien.



Daftar Pustaka
Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika
Irianto, Kus. (2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya
Keperawatan anak, 2008 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Nettina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC